Asal Usul Micin dan Penjelasannya, Dan Apakah menimbulkan Kebodohan ? - Micin merupakan bahan dapur yang sudah tidak asing lagi. Bahan ini merupakan bahan pelengkap yang mana dapat digunakan untuk menambah cita rasa pada masakan.
Bahan yang mirip dengan gula ini ternyata merupakan bahan yang ditemukan orang Jepang loh. Berikut ini sejarah perkembangannya.
Sejarah Micin
Kikunae Ikeda, adalah seorang ahli kimia dari jepang yang menemukan yang bermanfaat untuk dunia kuliner. Ternyata penemunya bukan ahli masakan tapi ahli kimia.
Awalnya Ikeda sedang menyantap sop rumput laut yang dipadukan dengan dashi. Dashi merupakan kaldu standart yang biasanya digunakan untuk makanan tertentu di Jepang. Dashi ini bagi Ikeda memiliki rasa yang kaya. Padahal Dashi bahan dasarnya hanya terbuat dari fermentasi rebusan rumput laut dan ikan kering.
Dashi khas Jepang memang sering digunakan oleh koki di Jepang untuk mmbuat makanan yang tak berdaging menjadi lebih gurih.
Hal ini membuat Ikeda mencari tahu alasan tersebut. Di tahun 1908, Ikeda membuat ujicoba yaitu mengisolasi substansi utama Dashi, yakni Rumput Laut Laminaria Japonica.
Selanjutnya, dia melakukan serangkaian percobaan, seperti penguapan untuk mengisolasi senyawa spesifik dalam rumput laut. Akhirnya setelah berhari-hari melalui rumput laut tersebut mengalami penguapan dan mengkristal.
Ketika dicicipi, Ikeda kenal dengan rasa gurih dari Dashi. Suatu terobosan baru yang mana biasanya hanya ada rasa asin, pahit, asam dan manis saja. Setelah itu muncul rasa gurih ini.
Sebagai seorang ahli kimia Ikeda menentukan rumus molekul kristal yang dihasilkan sebelumnya yakni C5H9NO4. Rumus molekul yang sama dengan asam glutamat. Asam Glutamat merupakan asam amino non-esensial karena pada dasarnya kandungan senyawa ini dihasilkan oleh tubuh manusia juga.
Merk Dagang
Umami adalah nama kristal hasil ujicoba yang ditemuka Ikeda tersebut akhirnya akan produksi secara massal.
Di tahun 1909, Ikeda mendirikan Merk Dagang AJINOMOTO (Dalam bahasa Jepang artinya Esensi Rasa). Sayang micin tidak langsung serta merta laku dipasaran. Bahkan dalam 4 tahun pertama mereka tidak menghasilkan keuntungan sama sekali.
Tahun 1931 Ajinomoto sukses merebut pasar dan digandrungi masyarakat. Dan hebatnya digunakan di meja kaisar,
Micin Membuat Bodoh, Benarkah ?
Kebanyakan micin membuat bodoh ? Benarkah demikian ? Belum tentu. Hal ini awalnya karena esai dari dokter keturunan China Amerika bernama Robert Ho Man Kwok di Maryland, AS. Di tahun 1968, dia menulis esai ke New England Journal of Medicine tentang sindrom restoran China. Di dalam essai itu ia menuliskan bawah ia mengalami mati rasa di bagian leher belakang sampai ke lengan dan punggung ketika makan di restoran China.
Ia menduga bahwa penyebabnya adalah anggur dan kecap, namun akhirnya ia menduga lain yakni gara-gara MSG (Monosodium Glutamat) yang mana juga digunakan sebagai bumbu tambahan di restoran china.
Berawal dari hal itu munculnya berbagai pendapat dan akhirnya munculnya berbagai penelitian tentang MSG ini. Di tahun 1997 ada pertemuan konsensus yang membahas apakah micin atau MSG ini berbahaya.
Tertanya hasil temuan berkata lain. Karena micin aman di konsumsi secara terus menerus.
Penelitian tahun 2000 yang melibatkan 130 orang yang menyebutkan mereka reaktif terhadap MSG. Mereka diberikan larutan MSG dan jika mereka mengalami satu di antara sepuluh gejala yang ada dalam daftar mereka akan di uji kembali dengan MSG untuk melihat adakah efek yang ditimbulkan.
Setelah diketahui hasilnya mereka aman dan menyatakan MSG aman dikonsumsi. Melihat hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengategorikan MSG sebagai GRAS (Generally Recognised As Safe) atau umumnya diakui aman.
Namun kenapa MSG (Monosodium Glutamat) ini disebut MICIN di Indonesia ? :D