Zaman Sudah Modern, Masihkan Menggunakan Ramalan Weton Jawa ?

Zaman Sudah Modern, Masihkan Menggunakan Ramalan Weton Jawa ? - Logika sederhana primbon Jawa dengan Islam

 Zaman Sudah Modern, Masihkan Menggunakan Ramalan Weton Jawa ?- Jawa merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia. Pulau Jawa sendiri merupakan pulau terpadat di Indonesia saat ini.

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku. Dari Sabang sampai Merauke terdapat berbagai ragam suku. Keanekaragaman suku dan budaya membuat negara ini kaya akan budaya yang unik. 

Di suku Jawa sendiri pun memiliki tradisi dan budaya unik yakni Weton. Weton bisa dibilang ramalan tentang suatu kejadian yang akan datang berdasarkan hari, bulan atau waktu tertentu.

Weton Orang Jawa biasanya menggabungkan hari yang dikenal masyarakat pada umumnya dengan hari pasaran. Contohnya Senin Pahing, Kamis Kliwon dan lainnya. 

Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu kemudian di tambah secara acak dengan Hari Pasaran Jawa Wage, Kliwon, Pon, Legi, dan Pahing. Contohnya menjadi Senin Pahing, Jumat Kliwon, dan lainnya. Apabila di total maka akan ketemu 36 hari. 

Weton Jawa ini sering kita jumpai apabila akan ada yang menikah. Dengan Weton ini biasanya akan dihitung kapan akad nikah dan juga kapan resepsinya.

Ya walaupun zaman sudah modern seperti sekarang adat Jawa masih dijunjung tinggi. Nilai-nilai budaya akan terus dilestarikan, contohnya adanya Weton Jawa ini.

Zaman Sudah Modern, Masihkan Menggunakan Ramalan Weton Jawa



Asal Usul Weton

Asal-usul weton sendiri saat ini masih simpang siur. Walaupun simpang siur weton merupakan adat budaya kepercayaan masyarakat Jawa pada khususnya. Kepercayaan bahwa semua bisa di prediksi.  Prediksi yang menurut orang Jawa banyak betulnya. Mungkin bisa disebut ilmu titen oleh orang Jawa.


Islam dan Jawa

Islam merupakan agama yang banyak dianut oleh masyarakat Jawa. Di dalam Islam memang tidak ada ramalan seperti di Jawa. Namun hal ini merupakan hal yang tidak di anggap bertentangan dengan Islam. 

Namun ada yang tetap menolak perhitungan weton Jawa ini dengan alasan Qodo dan Qodar Allah yang mengatur. Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang mengatur dunia ini.

Dan seharusnya hal yang demikian tidak perlu diperdebatkan. Debat belum tentu dapat merubah pandangan seseorang tentang Weton Jawa ini.

Dengan adanya Weton Jawa ini kita tidak harus percaya dengan hari. Kita tetap beriman kepada Allah SWT.


Ilmu Titen atau Niteni

Budaya Jawa tentang weton ini memang unik namun bukan yang musyrik. Karena orang Jawa terkenal dengan orang teliti. Termasuk meneliti hari. Jika hari Senin Pahing maka orang memiliki sifat A, B, C, D. Jika si wanita wetonnya A dan menikah dengan laki-laki yang wetonnya C maka akan demikian.

Kurang lebih seperti itu "Cara Kerja" dari pertemuan weton ini. Mengapa bisa memprediksi sedemikian rupa ? Hal ini seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ilmu titen orang jawa zaman dahulu.

Orang Jawa mengingat setiap kejadian yang terjadi dari waktu ke waktu dan dikumpulan dan bahkan dibukukan. Dan hal ini diajarkan kepada anak cucu serta keturanan Orang Jawa.


Zaman Modern Masihkan Kita Percaya Dengan Primbon

Mungkin banyak orang kurang percaya dengan perhitungan weton ini. Namun  kelestarian tentang primbon ini tetap di pegang teguh dan di percaya orang Jawa. 

Percaya Weton bukan berarti musyrik atau mendahuli takdir Allah SWT namun merupakan usaha dari manusia agar tidak terjadi kepada hal yang tidak di inginkan. 

Kalau menggunakan ilmu logika. Ibaratnya Perhitungan Weton ini sepertinya halnya perjalanan seseorang dari Kota Jombang menuju Kota Surabaya. Biasanya dari Jombang ke Surabaya ini 2 jam perjalanan. Inilah yang dititeni dan diingat orang Jawa.

Tapi kenapa ada yang lebih dari 2 jam ? Ini merupakan faktor X yang diluar prediksi atau tambahan. Bisa jadi aslinya 2 jam karena ban bocor jadinya perjalanan menjadi molor. Atau juga kehabisan BBM sehingga mempengaruhi kecepatan. 

Begitupun dengan perhitungan orang Jawa mengenai weton ini. Si A dan B menikah di hari yang telah di tentukan ini akan memuncul faktor X sehingga yang harusnya tidak boleh menikah maka di bolehkan menikah asalkan dengan syarat dinikahkan pada hari tertentu. 

Kebetulan ada kenalan selain orang Jawa dan saya tentang perhitungan hari seperti Weton Jawa ini jawaban mereka ternyata ada. Selain orang Jawa pun ada yang demikian. 

Di dalam sebuah kitab kuning klasik pun ada ilmu titen yang mirip demikian. Ada waktu tertentu yang benar-benar mustajab untuk berdoa. Bahkan doa ini harus di pilah-pilah lagi. Misalnya berdoa untuk urusan pangkat, untuk urusan rezeki, untuk urusan akhirat dan sebagainya. 

Wallahu'alam bi Showab

Mugya Rahayu Sagung Dumadi